Kamis, 23 Maret 2017

Launching STAR HOUSE (part.1)

Bismillaah...

Berangkat dari seminar Family Strategic Planning akhir tahun lalu di BSI Square, kami sepakat membuat family branding yaitu STAR HOUSE. Filosofinya adalah, kami percaya bahwa semua yang ada didalam rumah ini adalah bintang. Setiap bintang bersinar dengan keunikannya masing-masing. Kenapa harus berbahasa Inggris? Karena Abang Ali suka sekali dengan bahasa Inggris, semoga menular kepada adik-adiknya hehehe. Saya pun juga suka, meski gak bisa-bisa amat sih 😆. Sebenarnya menyesuaikan juga dengan Core Value dalam keluarga kami, yaitu Cerdas - cerdas tidak hanya orang yg jago Matematika, boleh jadi cerdas linguistik seperti Ali 😊

Star House sebetulnya sudah lahir sejak Januari 2017, untuk logo pun sudah dipersiapkan oleh Ali, waktu itu dia jadikan projek individunya. Namun karena pindahan rumah mungkin lembaran kertasnya terselip entah dimana. Kebetulan saya sedang mendapat tantangan tentang Family Projek, jadilah kami ber-3 dirumah menggambar ulang logo Star House. 

Meski Papi sedang diluar rumah, tapi juga dilibatkan dalam meramu ide. Apakah cocok menggambar logo rumah dan bintang? Katanya iya bagus, lanjutkan. Jadilah Ali, saya dan Arsya menggambar. Yup...coret2an tidak jelas yg ada di gambar adl hasil karya Arsya haha...

Disini saya mengajak anak2 memberi penokohan kepada 4 bintang, sesuai keinginan masing2 dlm mempresentasikan dirinya. Kami beri nama Little Star untuk Arsya krn memang dia anggota paling kecil dirumah. Kemudian saya namai Superstar utk saya sendiri karena saya suka sekali jajanan wafer Superstar! Hahaha. Untuk Papi masih kosong namanya karena beliau pun masih bingung. Tangan saya gatal ingin tuliskan Dut-Star saja, karena papi bintang tergendut dirumah hahaha...tp urung saya lakukan, mengajak Ali utk menghormati sosok ayah. 

Ali menamakan dirinya Bright Star, lengkap dengan penampakan bintang yg bersinar2 (menurutnya). Katanya gini, "wuihh bintang abang yg paling keren nih bun, gak ada yg nyamain sinarnya!" Dari situ saya menjadi semakin faham karakter Ali, memang dia sangat peduli estetika, ingin terlihat rapi dan bahkan cenderung selalu ingin menjadi yg terbaik dalam banyak hal, semisal olahraga, penampilan, dan beberapa mata pelajaran di sekolah yg memang dia sukai seperti IPA dan Bahasa Inggris.

Tugas saya sebagai ibu utk selalu membuatnya mau terus belajar utk menjadi yang terbaik spt yg diinginkannya. Namun tetap utk rendah hati dan pantang sombong.

Demikian progress Launching Star House part-1, kedepannya selain ingin menyempurnakan gambar dan mewarnai, saya berdo'a agar semua bintang dirumah ini semakin merasa saling memiliki dan berusaha membuat nama Star House semakin baik dikenal orang terutama keluarga dekat 😊

#Tantangan10Hari
#Hari1
#MyFamilyMyTeam
#FamilyProject
#BundaSayang
#InstitutIbuProfesional




Jumat, 17 Maret 2017

Aliran Rasa Apresiasi Kemandirian Anak

Game Level 2 dalam perkuliahan Bunda Sayang, semakin menantang. Yaitu melatih kemandirian anak dan membuatkannya portofolio untuk masing-masing anak. Semakin menantang bagi saya karena berbarengan dengan Ali patah tulang tangan, lalu operasi. Belum lagi urusan keluarga yang sangat menguras waktu, pikiran dan tenaga.

Melatih kemandirian Arsya tidak sulit, karena Alhamdulillaah Arsya sudah saya biasakan makan sendiri, bereskan mainan, dan toilet training. Untuk memakai dan melepas pakaian masih perlu dibantu. Sejauh ini soal kemandirian Arsya oke.

Lain hal dengan Ali yang mengalami kemunduran, tapi hal tsb bukan karena malas melainkan satu tangannya yang berkurang fungsi karena patah. Urusan kemandirian diri sendiri seperti merapikan kamar tetap jalan namun butuh bantuan utk melipat bedcover. Membantu orangtua juga saya liburkan dulu.

Ketiduran beberapa malam tanpa sempat setoran tantangan, otomatis gagal mendapat badge Outstanding Performance, krn syaratnya setor tantangan selama 10 hari berturut-turut. Kemudian putus asa di beberapa hari terakhir, ingin berhenti begitu saja pada level ini karena merasa tak sanggup menyetor tantangan tepat waktu. Namun akhirnya tiba2 membulatkan tekad bahwa saya bisa. Yes, I can!

Akhirnya, dengan motivasi langsung dari Ibu Septi di grup Bunda Sayang khusus Koordinator, serta teman-teman sesama koordinator yang senantiasa menyemangati kami di grup, berhasillaah saya menyetor tantangan dengan cara di rapel, hehe

Alhamdulillaah selain mendapatkan 2 badge pada game level 2 ini, saya mendapat ilmu baru tentang kemandirian anak yaitu : Kemandirian/keterampilan Dasar yang harus sudah dikuasai anak hingga maksimal usia aqil baligh, kemudian dilanjutkan dengan Keterampilan Abad 21.

Semua materinya menyusul ya...hihi... karena saat ini masih terbatas waktu untuk online. Saya harus siaga mendampingi Ali bolak-balik kontrol dan fisioterapi di RS, juga latihan fisioterapi mandiri di rumah.