Minggu, 02 April 2017

Weekend Murah Meriah



Projek keluarga itu : Aktivitas + Manajemen, dan Organisasi. Dan terget setiap keluarga pun berbeda-beda, tidak bisa disamaratakan karena setiap keluarga itu unik. Apalagi dalam keluarga kami, family forum juga belum menjadi habit. Jadilah kami sering membuat projek dadakan, seperti semalam.

Ceritanya kemarin sore kami bersilaturrahim kerumah saudara yang kebetulan dekat dengan rumah baru kami di Villa 2.  Dan Papi juga sedang sibuk sekali dengan proyeknya, maka kemarin sore itu benar-benar harus dimanfaatkan dengan maksimal. Saya mengajak anak-anak memilih tempat bermain dekat rumah, tapi bukan mall seperti biasanya kami menghabiskan akhir pekan.

Jadilah selepas Maghrib dari bersilaturrahim, kami berjalan-jalan dengan motor ber-4 ke komplek sebelah, namanya Puri Cendana. Disana ramai sekali orang berjualan dan tempat mainan anak. Ali memilih bermain motor mini, sedangkan adiknya bermain mobil aki. Ali dan Arsya belajar sabar menunggu antrian mainan sambil memperhatikan anak-anak sebelum mereka bermain. Katanya Aki, anak kecil yg naik motor sebelumnya itu mbandel, suka ngetrill. Hehe. Sekalian lah kami ngobrol ttg adab berkendara. Tapi lucunya, giliran Ali main, dia malah iseng mencoba melawan arah. Saya tegur dia tertawa, setelah petugasnya menegur dia langsung berbalik ke arah yg benar.

Ali belajar bahwa dalam bermain pun ada adabnya, agar tidak mengganggu dan membahayakan teman-teman lainnya yg sedang bermain. Arsya lucu lagi, dia malah sibuk mendorong-dorong mobilnya yg tidak mogok, sepertinya dia butuh cara baru bermain mobilan 😂

Papinya sibuk saja dengan handphone nya, memang benar ada saja kerjaan yg diurusnya, tapi saya coba katakan bahwa malam ini waktunya menjadi hak anak-anak. Sejatinya mendampingi anak bukan saja urusan emaknya, tetapi juga bapaknya. Akhirnya maulah dia turun ke track, meskipun tidak lama sudah mengeluh capek. Haha baiklah...terimakasih 😊

Lepas bermain Papi minta dibelikan tahu crispy, kemudian berikan kode pada minta makan. Saya bilang silakan pilih makanan yg ada, asalkan tidak mahal, 50 ribu cukup utk kita ber-4. Tidak ada yg protes justru ketawa-ketawa. Haha...

Ali masih bingung mau makan apa, Papi memberi ide nasi uduk kampung (nasi uduk pinggir jalan yg dijual malam hari). Nasi uduk penyelamat, saya menyebutnya. Karena papi sering bawakan buat saya jika dia pulang kerja larut malam dan saya mengadu lapar padanya hehe...

Anak-anak baru pertama kali membeli nasi udukampung dan pertama kali juga memperhatikan orang jualan nasi uduk malam-malam. Kebetulan baru menggoreng-goreng tempe dan bakwan, si Mpok penjualnya juga baru mengaduk sambal kacang dan adonan bakwan. Ali menyimak si Mpok cerita sambil memperhatikan bagaimana usaha seseorang berjualan utk encari nafkah, meski sampai larut malam jam 2. Kalau Arsya mah sibuk mengacak alat-alat seperti japitan dll 😅

Pulang kerumah, sambil makan kami mengobrol santai. Disitulah saya praktekkan Bahasa Ibu Pengikat Makna, eaaaaaaa 😁

Bayangkan hanya dengan biaya murah, mobilan 20 ribu, nasi uduk + gorengan 15 ribu, kami sudah bisa berbahagia. Ali pun mengangguk mengiyakan bahwa utk bersenang-senang tak harus mahal.

Disini emak yg paling senang, bayangkan sebelum2nya setiap pergi weekend minimal 500 ribu saya keluarkan. Sekali makan saja minimal 200 ribu, belum anak-anak meminta mainan dan kebiasaan jelek saya belanja baju-sepatu-tas yg akhirnya jarang dipakai.

Dirumah kami bahas kembali tentang jalan-jalan tadi. Alhamdulillaah semuanya gembira, sekaligus saya pesankan ke anak-anak bahwa utk bergembira di weekend tidak perlu mengeluarkan budget banyak hehe

25 Maret 2017

#Day2
#FamilyProject
#KuliahBunsayIIP
#InstitutIbuProfesional

Tidak ada komentar:

Posting Komentar